2.1.1 Tujuan Praktikum
Pemeriksaaan ini
bertujuan untuk menentukan berat volume agregat kasar dan agregat halus dalam
kondisi padat maupun kondisi gembur.
2.1.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam pengujian berat volume agregat adalah sebagai berikut.
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
b. Talam tahan karat berkapasitas cukup besar sebagai wadah
untuk mengeringkan contoh agregat
c. Tongkat pemadat dengan panjang 60 cm dan diameter 15 mm,
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
d. Mistar
perata
e. Sekop
f.
Wadah baja yang cukup kaku berbentuk
silinder
Bahan yang digunakan
dalam pengujian berat volume agregat adalah agregat kasar dan agregat halus
dalam kondisi kering.
2.1.3 Prosedur Pemeriksaan
Agregat dimasukkan
ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel
diatas, keringkan dengan oven pada suhu (110 ± 5)0 C sampai berat
menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
1)
Berat
Isi Lepas
a. Berat
wadah ditimbang dan dicatat
b. Benda
uji dimasukkan
dengan hati – hati agar tidak terjadi pemisahan butir – butir dari ketinggian 5
cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai jenuh.
c. Permukaan
benda uji diratakan
dengan menggunakan mistar perata.
d. Berat
wadah beserta benda uji dihitung dan dicatat
(W2).
e. Berat
benda uji dihitung
(W3=W2-W1).
2)
Berat
isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a.
Berat
wadah ditimbang
dan dicatat
(W1)
b.
Wadah
diisi dengan
benda uji dalam tiga lapis yang sam tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat yang ditusukan sebanyak 25 kali secara merata.
c.
Permukaan
benda uji diratakan dengan
menggunakan mistar perata.
d.
Berat
wadah beserta benda uji ditimbang dan dicatat
(W2).
e.
Berat
benda uji dihitung
(W3=W2-W1).
3)
Berat
isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai dengan 101,1 mm (4”)
dengan cara penggoyangan.
a.
Berat
wadah ditimbang dan dicatat
(W1).
b.
Wadah diisi
dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
c.
Setiap
lapis dipadatkan dengan
cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur
sebagai berikut.
·
Wadah diletakkan
di atas tempat yang
kokoh dan datar angkatlah salah satu sisinya ira-kira setinggi 5 cm kemudian
lepaskan.
·
Hal
ini diulangi pada
sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.
d.
Permukaan
benda uji diratakan dengan
menggunakan mistar perata.
e.
Berat
wadah beserta berat benda uji ditimbang dan dicatat (W2).
f.
Berat
benda uji dihitung
(W3=W2-W1).
2.1.4 Pengolahan Data
Berat volume (Berat isi) adalah perbandingan antara
berat material dalam kondisi kering dengan volumenya.
Berat
volume agregat (kg/dm3)
dengan = berat benda uji
(kg) ; = volume wadah (dm3)
Tabel 2.1 Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Pengukuran
|
Padat
|
Gembur
|
|
A
|
Volume Wadah
|
2,781 ltr
|
2,781 ltr
|
B
|
Berat Wadah
|
2,675 kg
|
2,675 kg
|
C
|
Berat Wadah +
Benda Uji
|
6,280 kg
|
5,927 kg
|
D
|
Berat Benda
Uji (C-B)
|
3,605 kg
|
3,252 kg
|
Berat Volume
|
1,296 kg/ltr
|
1,169 kg/ltr
|
Tabel 2.2 Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Pengukuran
|
Padat
|
Gembur
|
|
A
|
Volume Wadah
|
1,890 ltr
|
1,890 ltr
|
B
|
Berat Wadah
|
0,608 kg
|
0,608 kg
|
C
|
Berat Wadah +
Benda Uji
|
3,800 kg
|
3,657 kg
|
D
|
Berat Benda
Uji (C-B)
|
3,192 kg
|
3,049 kg
|
Berat Volume
|
1,689 kg/ltr
|
1,613 kg/ltr
|
Berat
Volume Rata – rata
· Kondisi
Padat = = 1,492 kg / ltr
· Kondisi
Gembur = = 1,391 kg / ltr
2.1.5 Analisis Data
Dari hasil pengujian didapat berat volume agregat dalam kondisi padat
lebih besar dibandingkan dengan berat volume agregat dalam kondisi gembur, baik
pada agregat kasar maupun pada agregat halus. Hal ini disebabkan oleh
penumbukkan yang dilakukan pada pengujian berat volume agregat padat.
Penumbukkan yang dilakukan sebanyak 25 kali pada tiap
volume agregat yang dimasukkan ke dalam wadah secara bertahap (yakni sepertiga
isi wadah setiap pengisiannya). Dengan
memadatkan agregat, pori-pori/rongga
antar agregat di dalam wadah berkurang. Hal ini menyebabkan
agregat yang dapat masuk ke dalam wadah lebih banyak sehingga pada suatu volume
wadah yang sama, agregat dalam kondisi padat memiliki berat yang lebih besar.
Dengan demikian, berat volume agregat kondisi padat lebih
besar dibandingkan agregat kondisi gembur.
Dari hasil pengujian juga
didapat berat volume agregat halus relatif lebih besar (1,296 kg/ltr untuk kondisi padat dan 1,169 kg/ltr untuk kondisi
gembur) daripada berat volume agregat kasar (1,689 kg/ltr untuk kondisi padat dan 1,613 kg/ltr untuk kondisi
gembur). Hal ini terjadi karena sifat material agregat, yaitu bahwa untuk suatu
volume yang sama, agregat halus memiliki berat yang lebih besar daripada
agregat kasar.
2.1.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan
dari hasil pengujian berat volume agregat adalah sebagai berikut.
a.
Berat volume agregat kasar pada keadaan
padat adalah 1,296
kg/ltr.
b.
Berat
volume agregat halus pada keadaan padat adalah 1,689
kg/ltr.
c.
Berat
volume agregat kasar pada keadaan gembur adalah 1,169
kg/ltr.
d.
Berat
volume agregat halus pada keadaan gembur ialah 1,613
kg/ltr.
0 coment�rios: