Make You Smarter - Pada dasarnya persimpangan yang menanggung volume kendaraan yang besar tidak dapat dikendalikan secara aman dan memuaskan tanpa lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas pertama kali digunakan di Westminster pada tahun 1868. Penggunaan lampu lalu lintas bermanfaat dalam memberikan pergerakan lampu lalu lintas yang teratur dan dapat mengurangi frekuensi kecelakaan yang timbul. Namun, pada dasarnya pengaturan lampu lalu lintas bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penanganan (traffic handling capacity), sehingga waktu tundaan kendaraan yang hendak melintasi persimpangan dapat diminimasi.
Lampu lalu
lintas dioperasikan dengan menggunakan mesin atau listrik. Lampu lalu lintas
berfungsi dalam mengarahkan lalu lintas
untuk berhenti atau terus berjalan. Pada dasarnya, ada dua jenis lampu
lalu lintas yang dapat dioperasikan antara lain sebagai berikut :
1. Sinyal
waktu tetap (fixed time signals) Lampu dioperasikan berdasarkan pada suatu
program yang sebelumnya telah ditetapkan dalam durasi yang tetap. Lampu ini
dilengkapi dengan saklar waktu untuk mengubah pengaturannya pada periode
tertentu untuk mengatsi kondisi lalu lintas yang berbeda.
2. Sinyal yang
diaktifkan oleh kendaraan (demand signals) Untuk mendeteksi jumlah kendaraan
yang masuk pada jarak beberapa meter memerlukan detector yang dihubungkan
dengan suatu kontroller. Dengan terhubungnya detector dan kontroller , maka
kontroller akan mengatur waktu siklus dan merubah sinyal dalam memberikan
respon pada permintaan lalu lintas. Tingkat kecanggihannya tergantung pada kompleksitas kontroler, jumlah dan jenis
informasi detektor.
Untuk
menentukan waktu penyalaan lalu lintas dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pengukuran
aliran kendaraan di persimpangan Aliran kendaran diukur menurut jenis kendaraan
(mobil, minibus atau truk, sepeda motor)
dan arah pergerakannya.
2. Pembagian
fase dari pergerakan yang ada di persimpangan
Pembagian fase terutama ditentukan oleh jumlah ruas jalan yang memasuki
persimpangan dan jumlah arus atau volume kendaraan yang belok kanan (right turning traffic)
3. Menentukan
aliran jenuh (Arus Saturasi) Untuk menentukan besarnya arus saturasi atau
aliran jenuh pada masing-masing pergerakan, dapat dilakukan dengan mengukur
lebar jalan dan kondisi lingkungan (faktor minor lainnya seperti ada kendaraan
yang parkir dipersimpangan jalan tersebut).
4. Menentukan
tingkat arus lalu lintas atau flow rasio Setiap ruas individu-individu pada
suatu fase akan mempunyaiflow rasio yang berbeda-beda yang bervariasi menurut
waktu.
5. Menentukan
waktu hilang total per siklus. Waktu hilang total per siklus adalah jumlah
waktu sia-sia pada starting delay dan waktu sia-sia pada periode antar hijau.
6. Menetukan
waktu siklus, waktu hijau efektif dan waktu hijau aktual Panjang waktu siklus
pada lampu lalu lintas yang beroperasi secara fixed time tergantung pada
panjang waktu siklus. Waktu siklus dapat dikatakan optimal apabila panjang
antrian atau waktu menunggu keseluruhan ruas jalan masuk menuju persimpangan
tersebut dapat diminimasi.
7. Menentukan
waktu tundaan rata-rata Waktu tundaan rata-rata yang dialami tiap kendaraan
merupakan suatu fungsi dari panjang waktu siklus, proporsi panjang siklus lampu
hijau, volume jalan dan rasio arus.
0 coment�rios: