Make You Smarter - Pada masa ini, selama periode dua atau tiga tahun terakhir, perkembangan teknologi semen dan beton cukup cepat. Perkembangan teknologi semen ditandai dengan adanya produksi semen selain tipe I, yaitu tipe II, III, IV dan V. Selain itu juga dikembangkan tipe lain seperti fly ash semen, semen Portland pozzolan dan semen khusus untuk kekuatan rendah yang diproduksi oleh pabrik semen.
Semen adalah material yang mengeras apabila dicampur dengan air dan
setelah mengeras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai air. Secara umum,
semen berfungsi sebagai pengikat (binder)
dalam campuran beton. Semen yang dikenal sekarang ini adalah semen Portland yang tersusun dari senyawa-senyawa utama
yaitu C3S, C2S, C3A, dan C4AF. Semen
ini terbuat dari campuran kalsium, silika, alumina, dan oksida besi.
Kalsium bisa didapat dari bahan-bahan berbasis kapur, marmer, batu
karang, dan cangkang keong. Sedangkan silica, alumina, dan zat besi dapat
ditemukan pada lempung dan batuan serpih. Selain itu silica juga dapat dijumpai
pada pasir, alumina pada bauksit sedangkan oksida besi didapat dari iron ore (biji besi). Proporsi dari
zat-zat pencampuran tersebut menentukan sifat-sifat dari semen yang dihasilkan.
Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh,
sebagian untuk membentuk clinker, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan
gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai, lalu dihaluskan sehingga menghasilkan
produk semen yang dapat digunakan.
Senyawa-senyawa utama pada semen (Portland) adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Senyawa Utama Semen Portland
Nama Senyawa
|
Komposisi Oksida
|
Singkatan
|
Tricalcium
Silicate
|
3CaO.SiO2
|
C3S
|
Dicalcium
Silicate
|
2CaO.
SiO2
|
C2S
|
Tricalcium
Aluminate
|
3CaO.Al2O3
|
C3A
|
Tetracalcium
Aluminoferrite
|
4CaO.Al2O3.Fe2O3
|
C4AF
|
CaO
= C; SiO2 = S; Al2O3 = A; Fe2O3
= F; H2O = H
|
Jenis-jenis semen berdasarkan perbedaan komposisinya (ASTM C-150) dan
aplikasinya adalah sebagai berikut.
1)
Semen Tipe I (Semen Biasa/Normal)
·
Kandungan C3S 45%-55%
·
Kandungan C3A 8%-12%
·
Kehalusan 350-400 m2/kg
·
Penggunaan umum pada semua jenis bengunan
dan konstruksi
2)
Semen Tipe II (Semen Panas Sedang)
·
Kandungan C3S 40%-45%
·
Kandungan C3A 5%-7%
·
Kehalusan 300 m2/kg
·
Ketahanan terhadap sulfat cukup baik
·
Panas hidrasi tidak tinggi
·
Penggunaan umum pada semua jenis bengunan
dan konstruksi, namun mempunyai
peningkatan kekuatan awal lebih rendah dibandingkan semen tipe I
3)
Semen Tipe III (Semen Cepat Mengeras)
·
Kandungan C3S >55%
·
Kandungan C3A >12%
·
Kehalusan 500 m2/kg
·
Laju pengerasan awal tinggi
·
Untuk rasio air semen sama, penggunaan
semen ini akan menghasilkan
kuat tekan 28 hari yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan semen tipe
I
·
Tidak baik untuk pembuatan beton mutu
tinggi
·
Digunakan pada aplikasi yang memerlukan
kekuatan awal beton yang tinggi, misalnya pada pembukaan bekisting yang
dipercepat, pekerjaan perbaikan dan lain-lain
4)
Semen Tipe IV (Semen Panas Rendah)
·
Kandungan C3S maksimum 35%
·
Kandungan C3A maksimum 7%
·
Kandungan C2S maksimum 40%-50%
·
Kehalusan butirnya lebih kasar dari tipe I
·
Digunakan bila menginginkan panas hidrasi
yang rendah
·
Digunakan pada aplikasi yang membatasi
peningkatan temperatur yang tinggi untuk menghindari timbulnya tegangan termal
pada beton, contoh pada pengecoran missal dan pengecoran pada cuaca panas.
5)
Semen Tipe V (Semen Tahan Sulfat)
·
Kandungan C3S 45%-55%
·
Kandungan C3A <5% (tapi >4% untuk proteksi tulangan
·
Kehalusan 300 m2/kg
·
Panas hidrasi rendah
·
Ketahanan terhadap sulfat tinggi
·
Laju pengerasan rendah
·
Digunakan pada bangunan yang membutuhkan
ketahanan sulfat yang tinggi, seperti pada bangunan laut atau bangunan yang
berada di atas tanah yang mengandung sulfat
0 coment�rios: